float_enroll
float_enroll
Upaya Pengembangan Memori Kolektif Kebudayaan Lokal dalam Perancangan Omah Wayang Klaten oleh Arvella Emmanuel Vincent

December 06, 2021

Graphics / Gallery

Art & Design

post-img

Kebudayaan seni tradisional merupakan sebuah aspek produk ke masyarakatan yang bergantung pada memori kolektif dan interaksi dalam masyarakat dalam upaya mempertahankan eksistensinya. Sangat disayangkan, globalisasi dengan perkembangan teknologi yang sangat progresif mempersempit peluang kebudayaan tradisional yang cenderung statis untuk menjadi bagian dari keseharian masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda. Terdapat beberapa upaya untuk melestarikan seni tradisional, salah satunya dengan kehadiran sanggar budaya.


Memori akan sebuah lingkungan yang peduli terhadap eksistensi kebudayaan seni tradisional dapat menjadi afirmasi di masa depan dan membentuk pola pikir yang kebudayaan tradisional pola pikir masyarakat yang menghargai dan menjunjung tinggi kebudayaan bangsa. Sanggar kebudayaan merupakan salah satu wadah untuk bibit memori-memori tersebut datang terbentuk.

Omah Wayang Klaten merupakan salah satu sanggar kebudayaan non-profit, yang terletak di antara dua kota budaya, yakni Jogja dan Solo. Didirikan oleh keluarga pencipta wayang warta (wayang Kristen), Alm. R Soemijanto Tiknodarsono, sanggar ini memiliki visi untuk terus melestarikan kebudayaan tradisional walaupun dalam kesederhanaan. Sanggar dikelola oleh keluarga sehingga aktivitas sanggar harus terintegrasi dengan aktivitas rumah tinggal.


Proyek ini mencoba memaksimalkan potensi arsitektural dan geografis Omah Wayang Klaten dengan mengimplementasikan konsep mixed used planning. Integrasi aktivitas dwelling, retail dan edukasi merupakan strategi utama dalam menciptakan pengelompokkan ruang yang efisien serta membantu memberikan privasi bagi keluarga Omah Wayang.

Guna menciptakan memori kolektif akan lingkungan yang melestarikan seni tradisional bagi masyarakat sekitar, bangunan dirancang sebagai ruang publik. Konsep community engagement diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan sitgma eksklusivitas dan menciptakan facade bangunan yang terbuka untuk menjangkau masyarakat sekitar.

Selain dari itu, gaya perancangan arsitektur modern juga diaplikasikan sebagai strategi untuk menciptakan relevansi terhadap era globalisasi ini guna menciptakan lingkungan yang dapat menjadi konteks memori kolektif untuk terus menunjang pelestarian kebudayaan tradisional.


Proyek ini merupakan karya dari Arvella Emmanuel Vincent, mahasiswa Desain Interior UPH. Untuk melihat karya lengkapnya, klik di sini.