float_enroll
float_enroll
Boemi Ngariung oleh Jessica Josephine Pramono

November 30, 2021

Graphics / Gallery

Art & Design

post-img

Boemi Ngariung: Perancangan Fasilitas Bagi Komunitas Orang dengan HIV/AIDS di Pantura, Subang


Sejak tahun 1999 – 2019, Orang dengan HIV / AIDS di daerah Subang memegang peringkat tertinggi presentase persebaran HIV se Jawa Barat. Zona merah persebaran virus HIV adalah Jalan Enem di Pantura, Subang. Jalanan ini dikenal oleh masyarakat dengan konotasi negatif karena di dalamnya terdapat “warung remang-remang” yang menawarkan jasa Wanita Pekerja Seks (WPS). WPS di Warung Remang-remang merupakan kontributor persebaran HIV tertinggi di Subang (1200 orang terpapar). Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Pantura mengalami ketidakadilan sosial yaitu stigma dari masyarakat. Hal ini disebabkan oleh minimnya edukasi yang diterima oleh masyarakat mengenai cara persebaran virus HIV, maka mitos-mitos mulai bersebaran dari mulut ke mulut. Stigma dan diskriminasi yang dialami ODHA di Pantura berdampak pada kehidupan okupasional, mental dan psikososial mereka. Ketidakadilan sosial ini mengarah pada perilaku menyimpang ODHA yang menghindari fasilitas-fasilitas kesehatan karena mereka takut memperoleh stigma dari masyarakat dan kehilangan pekerjaan. Maka dari itu mereka memutuskan untuk bungkam bahkan mengucilkan diri agar terhindar dari stigma dan diskriminasi. 


Perancangan Boemi Ngariung bertujuan untuk menyediakan fasilitas rehabilitasi mental, psikososial, dan okupasional bagi ODHA di Pantura, Subang. Dengan harapan Boemi Ngariung dapat menjadi ruang berlindung bagi mereka untuk berkomunitas tanpa stigma dan diskriminasi dari masyarakat. Fasilitas yang disediakan antara lain workshop prakarya dari bonggol bambu agar ODHA mendapatkan kestabilan perekonomian, mendorong terjadinya interaksi sosial melalui elemen interior untuk mengatasi permasalahan psikososial dan mental. 


Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode perancangan interior arsitektur dengan pendekatan human ecological design. Dengan mengimplementasikan sistem keberlanjutan seperti material, penghawaan, konstruksi, dsb yang dikaitkan dengan lokalitas dan karakterisitik masyarakat lokal Subang serta elemen-elemen interior dari preseden rumah adat Jolopong yang dapat mendorong terjadinya interaksi sosial antar pengguna ruang.

Proyek ini merupakan karya dari Jessica Josephine Pramono, mahasiswa Desain Interior UPH. Untuk melihat karya lengkapnya, klik di sini.